Text
Pantun
“Pantun bukan hanya sekedar karya sastra yang masuk dalam katagori genre puisi lama. Pantun bukan hanya sekedar warisan budaya yang menjadi bahagian dari tradisi dan kehidupan masyarakat, terutama masyarakat rumpun melayu. Pantun adalah hujjah. Pantun sesungguhnya adalah produk sejarah dan terkadang menjadi pembuat sejarah.
Banyak literatur di negeri melayu yang mencatat jejak pantun dalam perjalanan sejarah Kerajaan Melayu, termasuk kerajaan Melayu Riau. Karena itu kerja yang dilakukan oleh Rendra Setyadiharja menulis buku tentang pantun ini, bukan hanya berguna sebagai ikhtiar menyelamatkan pantun sebagai warisan budaya, tetapi juga sebuah kerja membuat sejarah. Sejarah pantun dan jejaknya di tengah kehidupan, terutama kehidupan masyarakat rumpun melayu. Shabas !
(Datuk Sri Lela Budaya Rida K Liamsi, Penyair )
Jika orang Indonesia hendak belajar pantun, buku ini berada di urutan pertama yang harus dibaca, dan jika pantun adalah agama, buku gubahan Rendra Setyadiharja ini adalah kitab sucinya. Buku ini menjadikan pantun sebagai ekspresi lisan yang mudah dipraktikkan, dipahami, dan dipelajari.
(Fatih Muftih, Redaktur Budaya Tanjungpinang Pos)
Pantun merupakan bahasa tutur sejak turun temurun yang dapat mencerminkan kesantunan pemadahnya, sosialisasi komunikasi pemakainya. Apa yang ditulis oleh Rendra Setyadiharja ini merupakan susur galur yang mendeskripsikan bahasa tutur kepada bahasa tulis yang dapat dijadikan sebagai penyangga tradisi bermadah di masa kini.
(Tamrin Dahlan, Seniman Pantun Kota Tanjungpinang)
B02015 | 398.5 SET p | Perpustakaan STIQ Isy Karima (Rak 300) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain