Text
Jejak Jihad SM. Kartosuwiryo Mengungkap Fakta Yang Didustakan
Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo (SMK): nama yang problematis dan kontroversial di Indonesia, dulu hingga sekarang. Saat Orde Lama berkuasa (yang merupakan puncak perjuangan Negara Islam Indonesia- SMK dituduh sebagai pemberontak. Namun fakta sebenarnya: Kartosuwiryo sesungguhnyatokoh penyelamat bangsa Indonesia, melebihi apa yang dilakukan oleh Soekarno atau tokoh-tokoh nasionalis lainnya!
Tuduhan bahwa SMK sebagai pemberontak harus dikoreksi. Bukan saja demi meluruskan sejarah yang keliru atau sengaja dikelirukan, namun juga agar kezaliman sejarah tidak terus berlanjut terhadap tokoh yang kita hormati itu.
SMK syahid sebelum cita-citanya tercapai, namun ia telah menebus cita-citanya yang mulia itu dengan darah dan jiwanya; seperti halnya pemimpin-pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir yang syahid di atas tiang gantungan musuh-musuh zalimnya.
KESAKSIAN PELAKU SEJARAH DI/TI
SIAPA PUN yang peduli terhadap kebaikan negara dan kesejahteraan rakyat Indonesia, pasti akan memikirkan jalan serta paham yang diyakini benar: pada apa dan siapa seharusnya perbaikan nasib negara ini dipercayakan. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Abdul Qahhar Mudzakkar, dan Teungku Muhammad Daud Beureueh termasuk di antara para tokoh yang peduli tersebutdengan memproklamasikan Negara Islam Indonesia.
Darul Islam, atau lebih dikenal dengan Negara Islam Indonesia bukanlah sebuah upaya membangun mimpi kosong; bukan pula makar untuk merebut kekuasaan dari pemerintah yang sah. Negara Islam Indonesia dibangun atas dasar keyakinan dan fakta yuridis yang meniscayakan sahnya sebuah negara.
Buku ini tidak sekadar mengungkap sisi lain sejarah yangsengajadilupakan, melainkan juga memberikan pengayaan sudut pandang islami dan apresiasi bahwa eksistensi Negara Islam Indonesia tidaklah sesadis "opini sejarah" yang sengaja dipolitisasi seperti dapat dibaca pada buku-buku pelajaran sejarah di sekolah. Negara Islam Indonesia yang dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Abdul Qahhar Mudzakkar, dan Teungku Muhammad Daud Beureueh ingin memberikan alternatifi ideologi dan way of life, manakala ideologi lain (demokrasi liberal, demokrasi terpimpin) nyata-nyata gagal dan hanya menyengsarakan rakyat Indonesia.
Kadang gendang yang dipukul bisa menyadarkan orang yang terlelap tidur. Namun, adakah gendang yang bisa menyadarkan orang yang sudah mati hatinya? Lantas, mengapa kita begitu terpesona dengan ajakan kaum Islamophobia, padahal anak-anak panah, mereka tujukan ke dada kita? Mengapa kita sangat terpukau dengan tipu daya kaum Islamophobia, padahal Allah Swt jauh lebih dekat kepada kita daripada mereka?
(Edisi Revisi dari buku "Trilogi Kepemimpinan NII" yang dilengkapi dengan foto, data, dan tulisan baru)
B03645 | 959.8 AWW j | Perpustakaan STIQ Isy Karima (Rak 900) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain