Text
Sejarah Nasional Indonesia Untuk Pelajar
Kenali sejarahmu. Dalam hidup, mengenal dan belajar dari masa lalu atau sejarah menjadi faktor yang dibutuhkan manusia untuk mendapatkan identitas diri yang lebih solid. Semakin seseorang mempelajari sejarah, dirinya akan lebih peka dan bijak untuk menentukan pilihan dan arah tujuan hidup.
“Sejarah itu aktual, berbicara masa lalu itu gak ada basinya.” Kalimat dari Dr. Tiar ini didukung dengan banyaknya buku sejarah yang beredar di dunia perbukuan karena sejarah menjadi salah satu kebutuhan untuk memahami kondisi kekinian. Selain itu, mempelajari sejarah perjuangan dan tokoh-tokoh bangsa—dalam mendidik masyarakat dan mempertahankan tanah air—adalah bentuk adab kepada sejarah, seperti yang disampaikan Dr. Suidat.
Sejarah pun dapat menjadi sumber kebanggaan dan penyimpan hikmah untuk generasi muda. Pemahaman atas kerja keras, kecerdasan, dan keuletan perjuangan sebelum dan setelah kemerdekaan bisa mendorong generasi muda tidak mudah terpesona dan tergiur dengan budaya luar.
“Salah satu kekuatan nasionalisme Indonesia terletak pada agama.“
Dalam bedah buku Sejarah Nasional Indonesia untuk Pelajar, dr. Suidat menyampaikan tentang sedikitnya materi ajar sejarah yang mengangkat sisi Islam, padahal terbukti perannya sangat besar dalam menyokong perjuangan. Maka, beliau menuliskan buku ini supaya bisa dijadikan referensi tambahan untuk materi ajar, setingkat SMP.
“ … Politik Asosiasi ini sebagai upaya mengembangkan budaya Barat agar warga pribumi Muslim kehilangan budaya dan ajaran agamanya, serta tidak lagi memiliki jati diri. Tidak lagi memiliki gaya hidup yang jelas. Generasi yang tidak lagi memiliki rasa tanggung jawab dan tidak mampu mempertahankan hati dirinya lagi.” ~ h.24
Salah satu pembahasan dalam buku ini adalah garis besar upaya/strategi penjajah (Belanda) untuk terus menancapkan kekuasaannya dengan cara keras, ataupun halus; mulai dari politik, ekonomi, sampai pendidikan yang berefek pada pemikiran generasi mudanya. Strategi yang sebenarnya bisa dijadikan cermin untuk menganalisa penyebab dari kondisi masyarakat kekinian.
Upaya penjajah sudah pasti mendapatkan reaksi dari rakyat, maka pada masa awal muncul perlawanan fisik dari kerajaan-kerajaan di berbagai daerah, termasuk kerajaan yang sudah menerima ajaran Islam. Perang memang tidak sekadar tentang agama, tetapi agama sangat bisa memompa daya juang dalam situasi perang, di antara yang paling terkenal adalah Perang Sabil di Aceh.
Perlawanan pun berkembang seiring dengan semakin banyaknya generasi yang mendapatkan pendidikan terutama sekembali dari ibadah haji. Jelang abad 20, perlawanan secara fisik mulai beralih pada diplomatik. Kesadaran atas pentingnya kemandirian dan kedaulatan bangsa menjadikan para pemikir untuk mendirikan organisasi-organisasi di berbagai bidang.
“Mosi Integral Natsir yang membuka jalan bagi terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1950. Tanpa mosi ini sangat mungkin Indonesia akan terus terpecah menjadi negara-negara bagian. Inilah usaha diplomasi dan terhormat yang dilakukan Natsir tanpa harus mengorbankan rakyat Indonesia.” ~ h.116
Pergerakan/organisasi tidak akan lepas dari adanya tokoh, maka pembahasan dalam buku ini juga memperkenalkan tokoh-tokoh Islam, baik laki-laki dan perempuan yang pemikiran dan kontribusinya sangat signifikan dalam sejarah perjalanan Indonesia. Salah satu tokoh yang berkesan bagi saya adalah Malahayati yang membentuk sebuah armada Aceh (Inong Balee) yang prajurit-prajuritnya (2000-an) adalah perempuan yang suami mereka gugur dalam pertempuran Teluk Haru dan gadis-gadis muda yang gagah berani.
Latar belakang pendidikan dan profesi guru yang diemban penulis menjadikan penyampaian buku ini bisa diterima oleh pembaca usia belia. Pembahasan disampaikan dengan to the point tetapi tetap memiliki substansi yang dalam. Salah satu pesan yang ingin disampaikan dalam buku ini adalah besarnya peran umat dan tokoh Islam dalam menyatukan etnis dan memangkas kolonialisme di Indonesia, sehingga tak sekadar kekuatan akidah dan ilmu yang mereka miliki tetapi juga kemampuan mengamalkannya dengan perjuangan nyata yang dapat dijadikan keteladanan bagi para pelajar.
“Keadaan Indonesia saat ini sangat berhubungan dengan apa yang telah dilakukan oleh para pejuang pada masa lalu. Dan masa yang akan datang sangat bergantung kepada apa yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup pada saat ini.” ~ h.172
B02502 | 959.8 SUI s | Perpustakaan STIQ Isy Karima (Rak 900) | Tersedia |
B02503 | 959.8 SUI s | Perpustakaan STIQ Isy Karima (Rak 900) | Tersedia |
B02504 | 959.8 SUI s | Perpustakaan STIQ Isy Karima (Rak 900) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain